KONI ASAHAN - Nova Sinaga: Tidak Ada Yang Bisa Dikalahkan
Nova Sinaga: Tidak Ada Yang Bisa Dikalahkan
Tidak ada yang bisa dikalahkan, selagi mau berusaha dan giat berlatih demi cita-cita dan mengharumkan nama daerah dan membela tanah air di dunia olahraga. Hal itulah yang menjadi motivasi dan komitmen Nova Sinaga, atlet karate nasional,asal Kabupaten Asahan. Namanya mulai melejit di dunia bela diri, setelah berhasil juara pertama Komite Beregu PON Riau 2012. Tidak hanya itu, dirinya juga berhasil menduduki urutan tiga di Islamic Solidarity Game (IGS) Palembang, dan berlanjut di posisi sama di Finnish Open, Finlandia 2013.
"Didunia ini, selagi dia manusia, tidak ada yang bisa dikalahkan. Yang penting tetap disiplin dan junjung suportifitas," ujar Nova, saat berbincang dengan Waspada, di kantor KONI Kab Asahan, Rabu (12/2). Dara kelahiran Medan, 1 Sepetember, 22 tahun lalu, tetap terlihat sisi peminimnya, meskipun selalu berlaga di arena karate, mempunyai mimpi untuk menjadi atlet kelas dunia pada cabang karate, walaupun itu tidak mudah, namun Nova akan tetap mengejar dan mewujudkannya sampai batas kemampuaannya. Karena menurutnya, hal yang paling indah dan menarik adalah menjadi wakil Indonesia di pentas dunia. "Alhamdulillah, mimpi pertama saya sudah kesampaian, menjadi juara PON 2012. Sekarang lanjut tahapan dua jadi menjadi atlet di pentas dunia," jelas Nova.
Nova mengakui, tetap komit akan berada bergabung di Forki Kab Asahan, karena daerah ini adalah tempat kelahiran kakeknya, dan orangtuanya pernah menetap di Asahan. Selain itu menejmen Forki Asahan tergolong baik dan serius dalam membina atlet. Sehingga dia memutuskan untuk membela dan menjadi atlet Asahan, dan kini tinggal di Jalan Batu Asahan, Kel Sidodadi, Kisaran. "Asahan adalah kelahiran kakek saya, jadi saya pilih Asahan," jelas Nova, yang telah terjun di dunia Karate sejak kelas enam SD. Tidak hanya itu, Nova, yang memulai karirnya Juara dua Mendagri, Bandung 2004, Juara Satu Mendagri, Palembang 2007, dan Juara Pertama Malaysia Schools Open di Malaysia 2008, mempunyai keinginan mengabdikan diri di Asahan, dan berbagai ilmu kepada atlet-atlet muda, sehingga mereka bisa mendongkrak prestasinya di panggung nasional. "Saya mempunyai kewajiban untuk membina adik-adik, sehingga mereka bisa lebih maju, dan prestasinya bisa melampoi saya," ungkap Nova.
Menurut Nova, prestasi itu diawali dengan mimpi, dan berusaha mewujudkannya. Dia berharap atlet-atlet Asahan harus mempunyai mimpi, dan harus berusaha semampunya mewujudkannya, karena di dunia ini tidak ada yang bisa dikalahkan. "Di atas langit ada langit. Yang penting tetatap berlatih," jelas Nova
Budaya Malu
Disinggung dengan dengan budaya atlet luar negeri, Nova mengatakan bahwa mereka mempunyai budaya yang patut dicontoh, yaitu budaya malu dan mempunyai suportifitas tinggi. "Kalah gak salah sewaktu main di Italy, saya laga dengan karate dari luar negeri, saya akui dia kuat dan taktiknya cukup tinggi. Namun dengan semangat saya mampu mengahlahkannya. Namun dia berhasil menang poin. Tapi dia tidak mau naik panggung dan menerima medali, karena dia malu kalah dengan saya. Itu hal yang paling menarik bagi saya," jelas Nova.
Budaya seperti itulah yang harus layak dicontoh, budaya malu, sehingga memompa semangat untuk memberikan yang terbaik dan menjunjung suportifitas. "Rasa seperti itulah yang harus ditanamkan di atlet-atlet Indonesai dan khusunya di Asahan, harus bisa tampil maksimal, dan menjunjung suportifitas," jelas Nova, yang pernah Juara Petama Pordasu di medan 2010, Juara dua Prapon di Batam 2011, dan Juara Pertama Sumatera Open, di riau 2011.
Di lain tempat, Wakil Ketua DPRD Sumut Sigit Pramono Asri SE, bangga dengan perstasi Nova Sinaga, karena dengan kehadirannya, bisa menambah semangat bagi atlet-atlet di Asahan. Oleh sebab itu, dia berharap Pemkab Asahan bisa membantunya, dan memperhatikannya. Karena itu merupakan aset Asahan, yang akan mengenalkan daerah itu di arena dunia. "Saya bangga dengan Nova, oleh sebab itu, dia harus mendapat perhatian, sehingga dirinya bisa meningkatkan kemampuannya," jelas Sigit, yang juga putra kelahiran Asahan. (a15)